Metro, Lampung - Minggu, 24 November 2019, bertempat di kediaman ustadzah Nadia Farah Rachmarina S.Pd., (sense Nadia) di Yosodadi - Metro Timur pengajian rutin keluarga besar SMPMu Ahmad Dahlan dilaksanakan. Acara rutin dua bulanan ini bertujuan sebagai upgrading tentang ilmu agama, mempererat persaudaraan dan menjalin keakraban dalam kebersamaan. Waktu untuk keluarga, berkumpul dengan istri-anak, tetapi tetap bersemangat menghadapi dan bahkan mengajak serta keluarga untuk hadir. "Semoga setiap langkah dan niatan dalam kebaikan, dengan hadir di pengajian, dicatat sebagai amal baik yang memberatkan di yaumil mizan nantinya", seperti disampaikan Waka AIK (al-Islam dan Kemuhammadiyahan) SMPMu Ahmad Dahlan dalam sambutannya, ustadz Ahmad Fauzi.
Dalam pengajian kali ini mengangkat tema tentang pentingnya akan waktu, disampaikan ustadz Gerianto. Banyak ayat dalam ragam surat al-Quran berbicara atau membicarakan tentang waktu. Seperti di waktu Dhuha, di mana Allah Swt. bersumpah demi waktu Dhuha. Ketika umur sudah 40 tahun ke atas, maka yang terjadi fisik semakin menua, kulit keriput dan energi sudah berkurang. Sebaliknya, sebelum umur 40 tahun maka semangat akan membara dan gerakan masih lincah.
Ustadz Gerianto juga menceritakan tentang sahabat yang rajin beribadah dan soleh, Alqomah namanya. Sahabat yang kesulitan membaca kalimat lailahaillah Muhammad darasulullah menjelang ajalnya, dan hampir-hampir saja jasadnya dibakar. Hal tersebut terjadi karena Alqomah membuat sakit hati ibunya, dengan lebih memperhatikan istrinya. Padahal sebelumnya, Alqomah tidak berprilaku seperti itu. "Orang tua tidak menuntut balasan atau upah, yang diharapkan anaknya menjadi orang soleh dan mendoakannya", sambung ustadz Gerianto.
Teruntuk ustadz/ah SMPMu Ahmad Dahlan yang masih muda-muda, kesuksesan akan melalui sebuah ujian dan cobaan. Di antaranya kefakiran dan fitnah, itu datang bukan dari orang jauh. Tetapi bisa datang dari orang terdekat. Semoga itu bukan dari karakter yang ada di SMPMu Ahmad Dahlan, dan mampu melewati ujian dalam mencapai kesuksesan. Salam persatuan dalam ukhuwah islamiyah
“Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita? Rasulullah menjawab: “Suaminya” (apabila sudah menikah). Kemudian Aisyah Radhiyallahu ‘anha bertanya lagi: “Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki? Rasulullah menjawab: “Ibunya,” (HR. Muslim).